Jumat, 11 April 2008

KEDELAI HITAM SANGAT BERGUNA BAGI PEREMPUAN

Kedelai hitam (Glisine soja) adalah salah satu jenis tanaman polong –polongan. Merupakan tanaman asli
Asia Tropis di Asia Tenggara dan banyak di gunakan sebagai bahan dasar makanan . Di Indonesia kedelai hitam banyak digunakan sebagai bahan baku kecap.
Kedelai hitam mempunyai kandungan protein yang bervariasi antara 37-41 %, serta kandungan lemak 11-21 %. Kandungan asam mino glutamate pada kedelai hitam sedikit lebih tinggi dari pada kedelai kuning, karena itu rasa kedelai hitam lebih gurih di bandingkan kedelai kuning.
Berdasarkan penelitian yang disampaikan Prof Dr Ir Mery Astuti MS, kedelai hitam mampu mengurangi gejala menopause pada wanita . Karena struktur kedelai mirip dengan struktur hormone estrogen. Salah satu senyawa yang menyerupai estrogen yang terdapat di dalam tanaman adalah isoflavon.
Sehingga keluhan yang biasa dialami wanita yang telah memasuki masa menopause seperti badan terasa panas (hot flashes) keringat banyak, berdebar-debar, nyerio otot dapat diatasi dengan menkonsumsi kedelai hitam, di samping itupula dapat menghambat penuaan dini pda wanita .
Selaian itu kedelai hitam menjadi incaran peneneliti gizi dan kesehatan . Karena kulit kedelai hitam yang mengandung Antosianin merupakan anti oksidan yang mampu mencegh proses oksidasi secara dini dan menimbulkan suatu penyakit degederative.
Antosianin pada kulit kedelai mampu menghambat oksidasi LDL cholesterol, yang menjadi awal terbentuknya plaque dalam pembuluh darah yang memicu perkembangannya penyakit tekanan darah tinggi dan jantung koroner.
Alangkah sayangnya jika selama ini masyarakat hanya mendengar manfaat antisianin di dalam buah blue berry . Padahal kenyataannya , kandunga antisianin di dalam kedelai hitam lebih besar di banding blue berry.
Kedelai yang di buat tempe mempunyai kandungan genestein, suatu anti oksidan flavonoid paling tinggi di banding produk olahan lainnya seperti tahu.
Antioksidamn flavoid berfungsi sebagai anti tumor atau anti kangker.
BATU BARAPOS di rubric kesehatan.

Tidak ada komentar: